Jumat, 31 Mei 2024

BERBAGI ILMU DISIPLIN POSITIF DALAM PENGIMBASAN DENGAN TEMAN SEJAWAT

 Berbagi itu indah. Apalagi berbagi ilmu dan wawasan kepada teman sejawat. Berbagi isu-isu dan pengetahuan terbaru tentang dunia pendidikan. Melalui Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 ini banyak sekali ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan. Satu materi baru yang saya dapatkan di modul 1.4 adalah Budaya Positif. Bagaimana menciptakan budaya positif di satuan pendidikan. Bagaimana mengubah kebiasaan 'menghukum' murid menjadi di-restitusi. Semua dipelajari di modul 1.4 Pendidikan Guru Penggerak.


Pada Jumat, 31 Mei 2024 saya berkesempatan untuk melakukan diseminasi atau pengimbasan Budaya Positif pada teman sejawat. Acara pengimbasan ini bertempat di Aula SMK Negeri 2 Lumajang yang dihadiri oleh Kepala Sekolah dan beberapa pendidik dan tenaga kependidikan. Sebelum acara dimulai diawali sambutan Kepala Sekolah Ibu Lilik Majidatut Zahro, M.Pd., yang mengatakan bahwa Guru Penggerak menjadi contoh yang lain dan harus sering berbagi praktik baik atau pengimbasan kepada teman sejawat dan kepada murid di sekolah.

Materi yang saya sampaikan yaitu Perubahan Paradigma Belajar, Disiplin Positif, 5 Kebutuhan Dasar Manusia, Motivasi Perilaku Manusia, Posisi Kontrol Guru, Keyakinan Kelas dan Segitiga Restitusi. Ketika saya menyampaikan Posisi Kontrol Guru banyak pertanyaan dan diskusi semakin memanas. Ada yang merasa bahwa selama ini posisi kontrol sebagai penghukum dan pembuat rasa bersalah. Ada yang berpendapat sebagai teman, karena usia SMK adalah usia remaja paling cocok digunakan sebagai posisi teman curhat dan teman berbagi tapi tetap ada batasan antara murid dan guru.

Ketika saya menyampaikan keyakinan kelas yang didalamnya terdapat hukuman, konsekuensi dan penghargaan pun diskusi semakin seru. Teman-teman guru sebenarnya sdah melakukan keyakinan kelas di kelas masing-masing, tetapi hal tersebut hanya disampaikan secara lisan. Keyakinan kelas yang pada akhirnya menjadi kesepakatan kelas sebaiknya ditulis dan dipampang di kelas anak. Agar anak-anak peserta didik selalu ingat tentang keyakinan kelas untuk membentuk displin positif.


Dalam menangani masalah murid sebaiknya menggunakan segitiga restitusi. Tahapan segitiga restitusi antara lain menstabilkan identitas, validasi kebutuhan dan menanyakan keyakinan. Ada permasalahan ketika menanyakan keyakinan karena di SMK itu berasal dari berbagai daerah di kota kami dan memiliki karakter yang berbeda maka penangangan ketika menanyakan keyakinan yang disesuaikan dengan nilai-nilai kebajikan universal tentunya harus dengan telaten. Karena karakter anak unik dan berbeda.

Acara pengimbasan ini sangat bermanfaat bagi bapak ibu guru yang belum mendapatkan materi budaya positif ini . Semoga bisa mengimbaskan ke berbagai pihak dan anak didik kita ya.